Pemetaan Topografi untuk Pertambangan

Peta Topografi

Pemetaan Topografi untuk Pertambangan

Dalam keilmuan rekayasa atau teknik dan juga ilmu-ilmu yang mempelajari bentuk bumi seperti teknik geodesi, sipil-arsitektur, geologi-pertambangan, geofisika dan ilmu pertanian istilah topografi mungkin sudah tidak asing. Nah, kali ini kami ingin sedikit mengulas sedikit lebih mendasar atau basic atau fundamental untuk sobat sampulu ketahui dari arti kata topografi itu sendiri sampai bagaimana mengambil data untuk menghasilkan sebuah peta.

Simak yaa…

Topografi berasal dari 2 kata bahasa Yunani “topos” yang berarti tempat dan “grapho” yang berarti menulis dalam hal ini menggambar. Dengan demikian dapat dikatakan topografi adalah studi tentang bentuk permukaan bumi seperti area dataran tinggi-dataran rendah, kecuraman lembah. Selain bentuk permukaan bumi tempat kita tinggal, benda-benda langit pun saat ini sudah bisa digambarkan bentuk permukaannya lhoo.. Hebat kan sobat..

Sobat sampulu,

Ada dua teknik yang dapat membantu studi topografi yaitu survey secara langsung dan penginderaan jarak jauh (remote sensing). Perbedaannya yaitu survey secara langsung perlu waktu yang lebih lama karena petugas pengukuran (surveyor) harus melakukan pengukuran di area yang akan dipetakan, sedangkan penginderaan jarak jauh (remote sensing) sudah menggunakan teknologi yang sangat maju, yaitu dengan menggunakan pesawat terbang tanpa awak atau sekarang kita sebut teknologi drone. Walaupun begitu, survey secara langsung masih dibutuhkan untuk mendapatkan hasil/informasi yang lebih akurat mengenai keadaan suatu permukaan lahan.

Survei topografi adalah suatu metode untuk menentukan posisi tanda-tanda (features) diatas permukaan tanah baik itu permukaan tanah yang masih asli (nature) maupun yang telah dikelola oleh manusia, seperti area pertambangan, perkotaan, dll. Survei topografi juga digunakan untuk menentukan konfigurasi medan (terrain). Kegunaan survei topografi adalah untuk mengumpulkan data yang diperlukan untuk gambar peta topografi. Gambar peta dari gabungan data akan membentuk suatu peta topografi yang kompleks, sebagai contoh sebuah topografi memperlihatkan karakter vegetasi dengan memakai tanda-tanda yang sama seperti halnya jarak horizontal diantara beberapa features dan elevasinya masing-masing.

Dalam pengukuran topografi terdapat beberapa metode diantaranya yaitu metode terestris, metode fotogrametri, dan metode remote sensing. Pada pengukuran metode terestris sering dilakukan karena surveyor berada langsung dengan objek yang dipetakan. Metode terestris ini digunakan untuk menghasilkan peta topografi skala besar dan sebagai salah satu syarat teknis dalam perencanaan rekayasa sipil. Selanjutnya pada metode fotogrametri merupakan metode pengukuran tidak langsung terhadap area yang dipetakan. Pada pemetaan metode ini akan menghasilkan foto udara, metode ini sering digunakan untuk pemetaan wilayah cakupan yang luas dengan menghasilkan peta skala kecil. Metode yang terakhir yakni metode remote sensing, metode ini merupakan metode pemetaan paling cepat dan cukup ekonomis untuk kepentingan pemetaan wilayah yang luas. Metode ini menggunakan wahan satelit ruang angkasa yang dilengkapi dengan sensor, sehingga hasil dari metode ini berupa peta citra satelit.

Muncul deh pertanyaan sobat pastinya, yang dijelaskan semua tadi kan untuk pemetaan di permukaan tanah, apakah ada teknologi pemetaan bawah air? Yaa… kali aja ada gunung juga di dasar laut. Tunggu artikel berikutnya ya sobat sampulu.. bye Salam Survey!!!

 

Baca Juga : Alasan mengapa butuh konsultan pertambangan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *