Teknologi pemetaan di dunia pertambangan terus mengalami kemajuan. Hanya dalam waktu beberapa tahun, teknologi pemetaan menawarkan solusi yang lebih cepat, teliti dan efisien. Salah satunya adalah teknologi Lidar, yang telah digunakan di beberapa perusahaan pertambangan di Indonesia.
Contoh teknologi LiDAR pada pertambangan
LiDAR singkatan dari Light Detection And Ranging merupakan teknologi terkini dalam menyediakan data spasial dengan cepat dan akurat. Secara sederahana cara kerja LiDAR adalah menembakan gelombang aktif dari pesawat ke permukaan bumi, gelombang tersebut akan kembali setelah mengenai object-object dipermukaan bumi. Data yang dihasilkan dari akuisisi data LiDAR yaitu data dalam bentuk point cloud. Point cloud merupakan kumpulan titik yang mewakili bentuk atau fitur tiga dimensi (3D). Setiap titik memiliki koordinat X, Y, dan Z. Ketika terdapat banyak kumpulan point cloud yang disatukan, maka point cloud tersebut akan membentuk suatu permukaan atau objek dalam bentuk 3D.
Proses pemetaan menggunakan LiDAR
Pada survei pertambangan LiDAR digunakan untuk memantau kemiringan lereng, menghitung volum stock pile, dan melakukan cut and fill. Untuk bisa mengoperasikan LiDAR sampai terbentuk hasil akhir berupa data DTM, DSM dan kontur diperlukan skill tertentu di bidang pemetaan. Hal ini memebuat perusahaan pertambangan membutuhkan konsultan pertambangan. Konsultan tambang akan memastikan proses pemetaan yang terdiri berjalan dengan benar dan efisien sehingga menghasilkan data yang memiliki akurasi tinggi. Di bawah ini merupakan tahapan dari pemetaan menggunakan teknologi LiDAR.
Baca juga : Perbedaan DEM, DTM dan DSM.
Kebutuhan akan sangat tinggi dikarenakan dalam perhitungan luasan atau topografi suatu, Lidar memiliki ketepatan yang tinggi sehingga perhitungan menjadi sangat akurat. SAP Consulting menerima Jasa Pemetaan Lidar untuk bernagai kebutuhan. Silahkan Hubungi WA 08111810106 atau