REKLAMASI DAN REVEGETASI LAHAN BEKAS TAMBANG -

Reklamasi dan investigasi lahan tambang

REKLAMASI DAN REVEGETASI LAHAN BEKAS TAMBANG

Dalam melakukan reklamasi lahan bekas tambang, secara umum kami membagi 2 area, yaitu;

  1. Area reklamasi normal, yaitu ada tanah, ada top soil, lahan relatif datar dan pH normal (pH 6-7). Dalam reklamasi normal, yang kami lakukan adalah revegetasi dengan penanaman bibit berkualitas dan diberikan nutrisi pada tanah sekitar.
  2. Area reklamasi abnormal, yaitu area yang sedikit tanah, tidak ada top soil, lahan miring atau pH asam (pH <6) dan lahan tergenang.

Sedangkan pada lahan reklamasi abnormal dibagi menjadi beberapa kondisi yaitu:

  • Lahan minim tanah dan top soil
  • Lahan miring/lereng
  • Lahan dengan tingkat keasaman tinggi
  • Lahan tergenang/rawa

Lahan minim tanah dan top soil

Proses revegetasi pada lahan bekas tambang dengan keadaan  minim tanah dan top soil dibagi menjadi 3 tahap yaitu :

  1. persiapan lahan, terdapat tiga hal yang perlu dilakukan yaitu: penataan lahan, perbaikan tanah kondisi tanah (ameliorasi tanah), dan pembuatan drainase.
  2. pelaksanaan penanaman, meliputi penanaman tanaman dengan tekhnik yang disesuaikan dengan keadaan lahan bekas tambang.
  3. Pemeliharaan tanaman dan mencatat keberhasilan revegetasi.

Keterangan Gambar : gambar diatas adalah gamar tahap tahap reklamasi lahan bekas tambang lahan minim tanah dan top soil. (a). Gambar kondisi lahan bekas tambang, (b) penataan lahan bekas tambang, (c) penambahan topsoil pada lahan bekas tambang yang sudah ditata, (d) penambahan pupuk pada lahan bekas tambang yang sudah ditata, (e) proses penanama vegetasi pada lahan bekas tambang, (f) proses pemeliharaan vegetasi (sumber foto : Irdika mansur).

Lahan Miring/Lereng

Kontur tanah yang miring atau lereng banyak ditemui pada lahan bekas tambang. Cara mereklamasi tanah yang punya kontur lereng ada beberapa metode :

  1. Tekhnik hydrooseeding

Penanaman dengan tehnik hydroseeding yaitu penanaman pada daerah tebing yang curam dengan cara menyemprotkan campuran biji tanaman, mulsa, perekat dan pupuk ke permukaan tanah dengan mesin hydroseeder

Keterangan gambar : Penanaman tanaman dengan teknik hydroseeding menggunakan mesin hydrooseeder (gambar kiri. Sumber gambar : https://reklamasidanabrasi.wordpress.com), hasil penanaman cover crop dari teknik hydrooseeding (gambar kanan, sumber gambar: Yadi setiadi).

2. Tekhnik Templok Method

Teknik Templok Method  adalah  salah satu teknik baru dalam penanaman di lahan berlereng. Teknik ini menggunakan perekat yang dicampur dengan biji/benih tanaman dan menggunakan cocofiber untuk mempertahankan benih di lahan berlereng. Teknik ini untung mengurangi erosi di tanah berlereng.

Keterangan gambar : teknik templok method, pembuatan labang tanam dengan teknik templok method papan catur di lahan berlereng (gambar kiri atas), penanaman Cover crop di lubang tanam dengan tekhnik templok method (gambar kanan atas). Hasil penanaman cover crop dengan tekhnik templok methode (gambar bawah) (sumber foto : yadi setiadi).

 

Lahan dengan tingkat keasaman tinggi

Lahan dengan tingkat keasaman yang tiggi sebenarnya teknik yang digunakan tidak jauh berbeda dengan lahan minim top soil. Pada lahan dengan tingkat keasamaan tinggi, setelah lahan di tata maka dillakukan pengapuran yaitu pemberiaan kapur yang disebarkan ke lahan bekas tambang. Setelah perlakuaan pengapuran selesai sekitar 40 hari maka dilakukan pemupukan dengan pupuk organik, setelah itu tanah digemburkan lalu diuji sifat fisik dan kimia tanah sebelum lahan bekas tambang di tanami.

Lahan tergenang/rawa

Untuk lahan tegenang/rawa kami menggunakan 2 metode yaitu :

  1. perlakuan secara aktif.

Perlakuan lahan tergenang/ rawa dengan potensi air asam tambang dengan cara aktif yaitu perlakuan dengan pemberian kapur atau berbagai jenis material alkali kedalam lahan tergenang.

Keterangan Gambar : beberapa material alkali yang biasa dipakai untuk perlakuan aktif (gambar atas), contoh instalasi penambah kapur pada perlakuan air asam tambang secara aktif. (sumber foto : R.S.Gautama)

  1. Perlakuan secara pasif, sedangkan untuk pengelolaan air asam tambanng di lahan tergenang menggunakan metode pasif yaitu dengan membuat lahan basah atau wetland yang akan ditanami dengan berbagai macam tumbuhan air sebelum dibuang ke sungai atau sebelum digunakan untuk kebutuhan lain.

 

Baca juga : Pembekalan dan Uji sertifikasi POP

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *